BIJI PEPAYA
Hari
itu si Alyd bersama adiknya sedang mempunyai proyek besar yaitu meneliti biji
pepaya yang konon santer terdengar dari mulut ke mulut dapat menghitamkan
rambut dan menghilangkan uban. Untuk itu Alyd memerlukan stok biji pepaya yang
cukup banyak.
“Dik kata Emak cari biji pepaya ya? Buat apaan sih” tanya si
Abah penasaran.
Alyd nyengir dengan
khasnya.
“Untuk
penelitian Bah, kata ibu-ibu rempong dijalan-jalan tuh biji pepaya bisa menghitamkan
rambut dan menghilangkan uban Bah, kira-kira cari dimana ya Bah?” tambah si
adek dengan semangatnya.
Abah ikutan mikir.
“Coba ke rumah pak Ujang dik sapa tau ada”
“Emang pak Ujang jualan biji pepaya ya Bah?”
“Ndak jualan semen!!” kata Abah geram.
“Trus kenapa Alyd suruh kerumah pak Ujang dong?? Alyd kan
butuh biji pepaya bukan semen Bah!”
Emak yang mendengar
cekikian. Sementara si abah semakin geram dengan tingkah putri bungsunya ini.
“Mana
ada Abah yang mau menjerumuskan
anaknya?? Pak Ujang itu jualan buah adik, sapa tau biji pepayanya belum di
buang, kemarin Abah lihat beliau beli papaya banyak”.
Alyd mringis.
“Masak sekarang Bah??”
“Aduh anak ini, ya ndak lah dik, inikan udah jam 21.00 Pak
Ujang udah tidur lah”
“Kok Abah tau?? Ngintip ya??” goda si Alyd.
Karena Abah sudah
jengkel tingkat kabupaten (untung ndak tingkat Nasional atau Internasional bisa
kalah nih si Alyd ^_^), ia tinggalkan si Alyd dengan ocehan yang tak karuan.
Keesokan harinya sekitar pukul 05.30 an si Alyd dan adik
kerumah Pak Ujang. Seperti didatangi perampok pak Ujang dan Istrinya kaget
ketika mengetahui si Alyd dan adiknya
tiba-tiba nongol didepan pintu (maklum biang onar, hehehe).
“Mbak Alyd, ada apa pagi-pagi udah maen kerumah Bapak?”
“Hehehe mau beli biji pepaya pak”
Pak Ujang dan Istrinya
saling berpandangan. Bengong. Seperti tak percaya tapi nyata (alay.com).
“Bapak ndak salah denger kan mbak, beli biji pepaya atau
pepaya??”
Akhirnya si Adek
menjelaskan kronologinya. Syukurlah Pak Ujang dan Istrinya cepat paham.
“Maaf ya mbak, kemarin mbak ndak bilang sih kalau mau ambil
biji pepayanya, jadi mbak ndak mungutin di tempat sampah kayak gini” kata pak
Ujang panjang lebar kali tinggi (volume dong?? :D)
“Ndak
papa Pak Ujang, udah dapat aja saya udah terimakasih banyak” (padahal dalam
hati bilang wuuueeeeek bau banget, bantuin kek pak malah ditontonin situ kira
aku topeng monyet apa? .^_^.).
Setelah mendapatkan bahan dasar penelitian segera Alyd
keringkan tuh biji pepaya dengan bantuan sinar matahari. Sorenya biji pepaya
telah siap untuk di tumbuk dan ditambah bahan-bahan lainnya untuk dijadikan
ramuan penghitam rambut.
“Heemm akhirnya jadi juga ni ramuan dik, cobain akh.....” kata
si Alyd dengan bahagianya.
“Aku duluan dong mbak” rengek si adik.
“Ogah...buat sendiri tuh, enak aja”
Si Alyd memulai
eksperimennya dengan lihai sementara si adik masih memilih milih biji pepaya
yang hendak ia buat ramuan. Tiba-tiba si adik terheran-heran dengan penemuan
terbarunya.
“Mbak kok ada ya biji pepaya segede gini ya, hebat bener Pak
Ujang milih pepaya” kata si adik sambil memperlihatkan benda yang ada
ditangannya.
Sia Alyd menoleh.
Matanya terbelalak. Saling pandangan dengan si adik. Suasana hening dan....Tiiiiieeeeeeng....@#$%^??????????
Ia teringat ketika memungut biji pepaya dirumah Pak Ujang di sebelahnya adalah
kandang KAMBING.
“Oh my Rob, itu mah bukan biji pepaya dik tapi THAI
Kambing!!!, jadi yang mbak buat kramas ini????” cepat-cepat Alyd menyiram
rambutnya dengan air dan menggosoknya dengan sampo sebanyak-banyaknya.
Sementara si Adek, Abah, dan Emak terkekeh-kekeh. Nasib!!! niat hati ingin
rambut hitam lebat berkilau malah jadi rasa THAI Kambing..
Catting :
“1 hal ketika kamu akan menguji hasil ekperimen mu siapkan
korban. Jangan sampai kau termakan ekperimenmu sendiri. Karena itu sungguh
sangat menyakitkan. Jika ada orang yang rela mendonorkan dirinya untuk menjadi
korban ekperimenmu terimalah dengan lapang dada. Jangan sampai senjatamu malah
memakanmu. Hohooho”
#Koplak
Comments
Post a Comment