Posts

Showing posts from March, 2017

Pinjam tapi tak bilang

“Mbak pinjem sandal ya bentar aja kok dipakai ke warung sebelah” tanya “Iya dik pakai aja” jawab sendiri. Pernah melakukan hal ‘konyol’ seperti itu? Ketika kita buru-buru pergi katakanlah beli makan, saking laparnya dan gak ada sandal diluar langsung comot tanpa izin terlebih dahulu ke pemiliknya. Atau ketika di kosan mau masak tiba-tiba minyak goreng habis trus tiba-tiba kita langsung tuang aja minyak goreng   milik temen kita. Seraya berkata “Mbak minta ya” dan dijawab sendiri “Iya ambil aja gak apa-apa”. Pertanyaannya, Betapa Pueeedenya kita   memakai barang milik orang lain? Pueedenya lagi kita yang izin kitanya sendiri yang ngizinin. Lah, itu barang milik siapa? Bukan milik kita kan? Ridhokah orang/teman yang kita mintai???  Tapi kan ntar setelah pakai izin?? Tapi kan ntar setelah minta minyak goreng, bawang, garam, gula (ini minta apa ngrampok ya??? Mana gak izin lagi??? Hehehe) bilang ke yang punya? Tapi kan…tapi kan…. Tapi kan….. heeem, terkadang memang kita memi

Berprestasi Tapi Tak Terisi!

Apakah kita termasuk seseorang yang menginginkan prestasi disepanjang tempat kita berada? Terlebih ditempat-tempat kita b elajar dan bekerja. Siapa yang tak bangga jika karir prestasi belajarnya melejit atau mendapat penghargaan ditempatnya bekerja? Tidak ada. Semuanya akan merasa senang pada hal itu. Tapi, kali ini, di tulisan ini, saya akan memberikan sedikit kisah nyata bagi kita semua, bagi saya utamanya. Dia adalah salah satu mahasiswa terbaik dikampusnya. Dia adalah mahasiswa yang multitalenta, bukan hanya dibidang akademik tapi juga berbagai lomba regional atau nasional entah yang berbau seni atau ilmiah. Semuanya dia lakoni, hingga dipenghujung dia lulus dari kampus tersebut, dia dinobatkan menjadi mahasiswa berprestasi. Hebat bukan? Sangat. Tapi tunggu, ada hal lain yang belum selesai dari kisah ini, suatu ketika, dia datang pada seorang teman dan bercerita tentang apa yang sejujurnya dia alami. Dia merasa kosong. Ada suatu hal yang hilang dari jiwanya. Dia

Gincu & Dempul Simpul Kedewasaan

Image
Gincu perona bibir yang sekarang sedang tren dikalangan remaja, tidak hanya anak kuliahan saja bahkan anak sekolah tingkat menengah pertama dan atas sudah merambahnya. Dempul pelapis dan menyamar muka dari kekusaman akibat kerasnya keadaan hehehe, ini juga sudah merambah di dunia kebayian (halah bahasa apa ini). Miris ketika melihat kondisi remaja kita saat ini yang sibuk memperbaiki muka lantas lupa pada hal yang menjadi fokus utama. Pendidikan. Betapa banyak siswa SMP SMA yang sekarang ini sedang asik coba-coba memakai perona bibir biar dikata kekinian. Betapa banyak siswa kita yang sibuk memoles wajahnya dengan DEMPUL agar jerawat atau kusam diwajah hilang tersamarkan. Betapa banyak sebagian dari kita yang menghabiskan banyak waktu di depan cemin hanya untuk sekedar memoles wajah agar kelihatan menarik dan menawan. Coba telisik lagi, berapa lama waktu yang dibutuhkan? kemudian bandingkan dengan waktu kita bermunajad dengan Sang Pemilik dan Pemberi rupa ini? Banyakkan mana??

Beda...

Image
Kita memang beda meskipun kita dari rahim yang sama, Kita memang beda meskipun kita dari seorang ibu yang sama, Lihat saja beda usia kita terpaut 15 tahun. Sangat jauh bukan? Maka tak heran jika saya berjalan atau sekedar menemani beliau belanja dikira anak pertama dari berdua (itu anak kecil samping saya kedua yang saya maksud), Maka tak heran jika ketika kita keluar sekeluarga ibu, dikira nenek saya.... Kita memang beda dari cara berfikir dan berprinsip hidup, Jika beliau lebih tegas dan disiplin akan waktu maka saya sebaliknya Jika beliau lebih rasional dalam bersikap maka saya sebaliknya Ibarat warna beliau merah dan saya masih abu-abu (tak jelas) Ditanya asam manisnya kehidupan? Beliau ahlinya Ditanya masalah percintaan? Beliau pakarnya Ditanya masalah perdagangan? Beliau masternya Ia, Beliau master dari segala master yang terkadang saya sangat iri padanya Beliau adalah saudara, kakak, guru, dan master dalam hidup saya Yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan

Saya Menolaknya

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Perkasa Lagi Maha dari Segala Maha Semoga ini adalah keputusan terbaik dari yang baik. Bismillah. Beberapa hari yang lalu saya apply kerja disebuah media terbesar di Indonesia. Tribunnews. Selang beberapa hari tidak sampai tiga hari saya mendapat kabar bahwa saya masuk kriteria reporter yang mereka cari. Senang? Jelas ini adalah passion saya. Ini adalah pekerjaan yang sudah membesarkan nama saya ketika menjadi mahasiswa dulu. Ini adalah pekerjaan yang dengannya saya mampu mendapatkan pundi-pundi rupiah berbuah tablet yang saya pegang hingga sekarang. Ini adalah hobi dan dunia saya. Pepatah mengatah pekerjaan terbaik adalah hobi yang berbuah bayaran. Tapi ada yang aneh hari ini, jika biasanya ketika saya mendapat panggilan kerja langsung prepare dan lanjut capcus ini tidak. Ada semacam ganjalan dan sesuatu yang harus dipikirkan matang-matang. Namun saya tidak tahu apa itu. Bimbang terus berselimut. Kabar gembira yang saya dapat pukul 09.