Saya Menolaknya
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Perkasa Lagi Maha dari Segala Maha
Semoga ini adalah keputusan terbaik dari yang baik. Bismillah.
Beberapa hari yang lalu saya apply kerja disebuah media terbesar di Indonesia. Tribunnews. Selang beberapa hari tidak sampai tiga hari saya mendapat kabar bahwa saya masuk kriteria reporter yang mereka cari. Senang? Jelas ini adalah passion saya. Ini adalah pekerjaan yang sudah membesarkan nama saya ketika menjadi mahasiswa dulu. Ini adalah pekerjaan yang dengannya saya mampu mendapatkan pundi-pundi rupiah berbuah tablet yang saya pegang hingga sekarang. Ini adalah hobi dan dunia saya.
Pepatah mengatah pekerjaan terbaik adalah hobi yang berbuah bayaran.
Tapi ada yang aneh hari ini, jika biasanya ketika saya mendapat panggilan kerja langsung prepare dan lanjut capcus ini tidak. Ada semacam ganjalan dan sesuatu yang harus dipikirkan matang-matang. Namun saya tidak tahu apa itu. Bimbang terus berselimut.
Kabar gembira yang saya dapat pukul 09.45 berbuah kegundahan hingga ketidak konsentrasian. "Tidak ada masalah yang terselesaikan diatas sajadah" biasa ini saya lakukan tapi tidak untuk sekarang. Saya sedang dapat diskon ibadah alhasil saya harus mencari alternatif lain untuk memutuskan kegundahan saya.
Pertama ngomong ke master shifu kakak sekaligus guru kehidupan saya, beliau ngasih masukan bla...bla...bla dan berakhir pada lihat hatimu jika iya lakukan jika ragu jangan.
-----dan masih bimbang------
Minta saran teman berbuah dukungan namun masih bimbang......
Lagi....lagi...lagi dan lagi minta saran namun berujung sama BIMBANG.
Allah what must i do???? Tes tanggal 10 Maret sedang posisi di jember dan sekarang tanggal 8 maret tes di solo. Jember - Solo bukanlah Jember Tanggul yang sekali jalan bisa sampai. Gundah lagi-lagi gundah.
"Lingkunganmu akan mempengaruhi cara berfikir dan tingkah lakumu"
"Lingkunganmu adalah energi kesekian besar dalam kehidupanmu jika lingkungan menebar ion positif engkau akan baik pun sebaliknya"
Pukul 22.00 usai pulang ngaji dan silaturahmi ke umahat maka saya putuskan untuk Sekali lagi Membatalkannya. Ia, saya Lepas tawaran kerja mejadi REPORTER MEDIA. Memang gaji selangit, memang prestis tinggi ketika keterima tapi bagaimana dengan kekuatan keimanan saya ketika terjun di media tersebut? mengingat dunia jurnalistik ibarat pisau.... ah saya sudah merasakannya. Pertimbangan lain adalah saya cewek (bukan membatasi) tapi anda pasti tahu dan lagi saya takut saya tidak bisa liqo' (ngaji) hafalan saya yang masih merangkak-rangkak ini habis dan lenyap. Saya takut ketika saya sibuk mencari berita saya lupa akan kewajiban saya mengingat saya suka begitu sebelumnya bahkan sekarang masih susah move on ketika fokus ngerjain sesuatu dan nanggung. Saya takut ibadah dan kerja saya semakin tidak karuan mengingat keterbatasan diri masih minim manajemen diri dan waktu.
Maka biarkan saya memutuskan untuk sekali lagi menolaknya (Sebelumnya panggilan Bank juga bertebaran namun tidak saya ambil karena beda prinsip hidup)
Maka biarkan saya memutuskan untuk fokus mengabdi dan mencerdaskan anak bangsa meski gaji tak seberapa semoga ini menjadi amal untuk mengantarkan saya untuk menjempur ridho-Nya menuju syurganya.
Maka izinkan saya memutuskan untuk tetap fokus memantaskan diri dihadapaNya menjadi sebaik-baik insan yang senantiasa diridhoi dan diberkahi.
Maka izinkan saya memutuskan untuk menolaknya
Semoga ini menjadi yang terbaik dari semua yang baik.....
Trimakasih untuk masukan dan sarannya semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik dan melancarkan agenda anda semua .....
Comments
Post a Comment