Gincu & Dempul Simpul Kedewasaan

Gincu perona bibir yang sekarang sedang tren dikalangan remaja, tidak hanya anak kuliahan saja bahkan anak sekolah tingkat menengah pertama dan atas sudah merambahnya.

Dempul pelapis dan menyamar muka dari kekusaman akibat kerasnya keadaan hehehe, ini juga sudah merambah di dunia kebayian (halah bahasa apa ini).

Miris ketika melihat kondisi remaja kita saat ini yang sibuk memperbaiki muka lantas lupa pada hal yang menjadi fokus utama. Pendidikan.

Betapa banyak siswa SMP SMA yang sekarang ini sedang asik coba-coba memakai perona bibir biar dikata kekinian.
Betapa banyak siswa kita yang sibuk memoles wajahnya dengan DEMPUL agar jerawat atau kusam diwajah hilang tersamarkan.
Betapa banyak sebagian dari kita yang menghabiskan banyak waktu di depan cemin hanya untuk sekedar memoles wajah agar kelihatan menarik dan menawan.
Coba telisik lagi, berapa lama waktu yang dibutuhkan? kemudian bandingkan dengan waktu kita bermunajad dengan Sang Pemilik dan Pemberi rupa ini? Banyakkan mana????

Emang gak boleh dandan pakai gincu dan dempulan ya? boleh, tapi sewajarnya sajalah. Bukankah diagama kita mengajarkan bahwa yang berlebihan itu hendaknya kita hindari agar terhidar dari kemubaziran??. Lagian kita gincuan kayak habis makan darah ayam dan dempulan 5cm kayak adonan donat itu buat siapa? buat apa sih? menarik perhatian? atau biar dibilang cantik menawan?? Ah lagi-lagi manusia yang mejadi fokus kita. Asstagfirullah....

Terlepas dari itu semua, akhir-akhir ini saya sangat miris melihat keadaan yang semakin tidak karuan. Ketika seseorang yang dempulan tebal dan gincuan menawan dikatakan DEWASA. What???? DEWASA? Iya dewasa. ini tidak satu atau dua orang yang berkata, saya mendengarnya bahkan saya termasuk korban ketidak dewasaan akibat dempul dan gincu yang saya kenakan tidak setebal standar kedewasaan. hehehe.

Pertanyaannya, jika memang gincu dan dempul menjadi ukuran kedewasaan seseorang, maka anak SD yang memakai Lipstik ibuknya bisa dikatakan dewasa? apakah anak SMP yang memakai dempul berlapis lapis dan gincu merah merona bisa dikatakan dewasa? apakah anak SMA yang alis layaknya celurit madura dan gincu merah menyala ditambah dempul tebal serta perona pipi penirus muka dikatakan sebagai orang yang sudah dewasa? Dewasa atau tua yang dipaksakan????

Please, wake up, kedewasaan seseorang tak lantas dipandang dari itu semua. Menurut hemat saya, dewasanya seseorang adalah ketika kita sudah baliq, ketika kita mampu membedakan mana yang baik dan buruk bagi hidup kita, ketika kita mampu tau mana yang prioritas dalam hidup dan mana yang bukan, ketika kita tahu tujuan hidup ini untuk apa, siapa, dan harus bagaimana. Bukan dari gincu dan dempul yang mengkamuflaseka muka semata.

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhny Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" Q.S Al-A'raaf, 7:31

"Wanita itu aurat, yang apabila ia keluar (dari rumahnya) setan senantiasa mengintainya"
 HR Tirmidzi



Comments

Popular posts from this blog

KARAKTERISTIK HUMAS

MACAM-MACAM HUMAS

Bagian-Bagian Surat