Abai...
Seringkali terkadang kita abai pada hal-hal yang kita anggap 'remeh'
Padahal 'keremehan' yang kadang kita 'buat-buat' berdampak besar pada kehidupan kita.
Contoh terkecil ketika kita asik dengan smartphone kita, terkadang kita lupa dengan orang-orang disekitar kita yang notabene membutuhkan kita. Jangankan orang terdekat, dengan hak tubuh kita saja terkadang kita lupa. Gak percaya?
Coba koreksi, sudah berapa kali kita membuka gadget? perjam? permenit? atau bahkan perdetik?
Ok, koreksi lagi lebih lamaan mana kita dengan gedget atau dengan pekerjaan? lebih lama mana interaksi dengan sesama atau interaksi dengan smartphone?
Lebih lama mana kita dengan smartphone atau kita dengan anak-anak ??
Koreksi lagi lebih seringan mana baca pesan di sosmed atau baca Alqur-an???
Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi hanyalah diri kita yang mampu sukses menjawabnya.
Hendaknya kita malu, malu dengan yang memberi hidup. Dengan keterabaian kita, masih diberi kemudahan, kelancaran dalam beraktifitas dan berkelana di muka bumi.
Hendaknya kita malu, keterabaian kita masih direspon baik oleh Yang Maha Baik.
Bayangkan jika.....
Keterabaian kita berbuah petaka...
Keterabaian kita berbuah derita....
Naudubillah....
Sebelum semuanya terlambat seyogyanya kita intropeksi... kita koreksi diri..
Cobalah sedikit mensirnakan abai kita...
Cobalah sedikit peka terhadap apa yang telah DIA beri tanpa mengharap sekalipun pamrih kita.
Cobalah sedikit peka, buang abai kita dengan segera beranjak dan menstopkan diri dari aktifitas sehari-hari ketika panggilan-Nya menggema...
Cobalah sedikit menjadi manusia yang tau diri...
Padahal 'keremehan' yang kadang kita 'buat-buat' berdampak besar pada kehidupan kita.
Contoh terkecil ketika kita asik dengan smartphone kita, terkadang kita lupa dengan orang-orang disekitar kita yang notabene membutuhkan kita. Jangankan orang terdekat, dengan hak tubuh kita saja terkadang kita lupa. Gak percaya?
Coba koreksi, sudah berapa kali kita membuka gadget? perjam? permenit? atau bahkan perdetik?
Ok, koreksi lagi lebih lamaan mana kita dengan gedget atau dengan pekerjaan? lebih lama mana interaksi dengan sesama atau interaksi dengan smartphone?
Lebih lama mana kita dengan smartphone atau kita dengan anak-anak ??
Koreksi lagi lebih seringan mana baca pesan di sosmed atau baca Alqur-an???
Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi hanyalah diri kita yang mampu sukses menjawabnya.
Hendaknya kita malu, malu dengan yang memberi hidup. Dengan keterabaian kita, masih diberi kemudahan, kelancaran dalam beraktifitas dan berkelana di muka bumi.
Hendaknya kita malu, keterabaian kita masih direspon baik oleh Yang Maha Baik.
Bayangkan jika.....
Keterabaian kita berbuah petaka...
Keterabaian kita berbuah derita....
Naudubillah....
Sebelum semuanya terlambat seyogyanya kita intropeksi... kita koreksi diri..
Cobalah sedikit mensirnakan abai kita...
Cobalah sedikit peka terhadap apa yang telah DIA beri tanpa mengharap sekalipun pamrih kita.
Cobalah sedikit peka, buang abai kita dengan segera beranjak dan menstopkan diri dari aktifitas sehari-hari ketika panggilan-Nya menggema...
Cobalah sedikit menjadi manusia yang tau diri...
Comments
Post a Comment