Mr. Lekers

foto diambil dari google image
Dalam dunia perdagangan pelayanan adalah hal terpenting. Kayak kamu untuk aku. Sebagai pelengkap hidup. #Uhuk ngomong sama tembok.

Hari ini secara tidak sengaja saya membeli leker di depan Matahari Jember. Seperti biasa dasar saya gak bisa diem orangnya. Saya ajak si bapak ngobro ngalor ngidul sembari si bapak sibuk masak leker, saya selalu penasaran tentang kehidupan pejual kecil dipinggir jalan entah itu penjual jajanan atau yang lain. Heheheh Kepo Maksimal.

Iya, saya selalu penasaran dengan kisah hidup mereka-mereka yang istiqomah bekerja "mini" untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Terkadang saya berfikir cukupkah??? berapa sih pendapat mereka sehari dari jualan leker, rangin, cilok, dan kawan-kawannya itu? Cukupkah untuk beli beras, sayur, lauk, dan bahkan untuk membayar biaya sekolah sang anak yang boleh di bilang jauuh dari pendapatan mereka sehari. Belum lagi uang saku sehari-hari sang anak, cukup tah???? Wong kita aja yang nota bene jauh lebih baik dari mereka dengan penghasilan perbulannya jutaan kadang masih kurang.

"Bapak asli jember?" tanya saya sebagai mukodimah perkepoan hari ini
"Iya Neng asli Ajung saya, orang desa masuk kota jualan leker" jawab si bapak dengan ramahnya.
"Gak apa pak yang penting mah halal" jawab saya membesarkan hati si bapak.
si bapak masih sibuk dengan adonanya.
"Sehari habis berapa jrigen pak?"
"Gak pasti neng, kadang sampai habis, kadang saya sampai bikin adonan di jalan kalau lagi rame, kadang malah satu jrigen gak habis neng"
"Bapak gak capek gitu jualan leker?"
"Alkhamdulillah saya mah ikhlas neng, rejeki mah udah ada yang ngatur kalau nyarinya baik pasti dapetnya baik"
Jlep gue tertampar dengan perkataan si bapak. Masyaallah.
"Berangkat jam berapa pak kalau jualan?"
"Kalau hari libur jam setengah enam udah berangkat neng, kalau hari-hari sekolah agak siang, masih bantu istri bersih-bersih dan nyiapin sekolah anak"
"Waaaah bapak keren pisan hehehe" goda saya pada bapak.
"Putranya berapa pak?"
"Dua neng" kata si bapak sambil senyum-senyum
"Cowok pak??" tanya saya antusias berharap uhuk hahahaha (dasar gue gendeng)
"Iya cowok neng"
"Boleh buat saya satu pak" tanpa ba bi bu langsung prospek hahahaha
"Kalau neng mau gak papa"
"Beneran pak?" dengan wajah berbunga-bunga
"Iya seriusan neng, cuma anak saya masih sekolah semua yang satu kelas 9 yang satu kelas 2 hehehehe"
"Yah.... si bapak saya kira yang pertama udah kerja, patah hati dah saya" lemes.
si bapak terkekeh-kekeh

Lama ngobrol sama si bapak tentang anaknya-kerjaannya dan yang saya nantikan akhirnya di ucap juga.
Tentang pendapatannya untuk menghidupi keluarganya. Betapa sungguh luarbiasa kuasa Allah mulai dari anaknya yang pertama hingga kedua mampu dibiayai degan jualan leker. Si bapak bilang cukup gak cukup pokok harus dicukupkan jangan pinjam sana-pinjam sini hanya untuk memenuhi keinginan pribadi. Kuncinya syukuri, setiti ati-ati dan berbagi. Pliiiis ini yang bilang bapak leker bukan ustadz. Kalian tahu lah berapa pendapatan penjual leker, gitu masih bisa berbagi. Situ yang perbuan dapet jutaan apa kabar????

"Ini neng sudah jadi lekernya semoga kembali lagi ya" goda si bapak degan seyum sumringahnya.
"Lah pak gak salah ngitungkan? saya kan beli 5.000 kok dapat 6??"
"Anggap saja yang satu sodakoh saya neng, saya belum bisa shodakoh uang hari ini jadi shodakoh leker dulu"
"Masyaallah semoga laris ya pak trimakasih lo kuliah kehidupannya hari ini"
"Trimakasih juga neng sudah jadi pembeli saya yang pertama"

Whaaaaaat pertama saya beneran kaget, si bapak mangkal dari pagi dan waktu saya beli hampir dhuhur baru dapat pembeli satu???? Allah....

"Laris ya pak... salam untuk keluarga dirumah"
Si bapak mengamini sambil manggut-manggut.

Itulah alasan kenapa saya suka keluyuran baik di dalam kota maupun luar kota. Karena saat dijalan saya kan banyak menemukan nilai-nilai kehidupan yang belum bahkan tidak saya dapat dibangku kuliah maupun sekolah.

Semoga kita mampu meneladani semangat bapak leker dan giat untuk membeli leker lagi hehehehehe.


........ dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya"
(Q.S Hud ayat 6)

"Siapakah yang dapat memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki" 
(Q.S Al-Mulk ayat 21)





Comments

Popular posts from this blog

KARAKTERISTIK HUMAS

MACAM-MACAM HUMAS

Bagian-Bagian Surat